Minggu, 30 Mei 2010

Majunya tehnologi jadul

Burung Merpati Ditahan dengan Tuduhan Spionase


TEMPO Interaktif,Punjab - Polisi India menahan seekor burung merpati. Penjaga bersenjata menjaga merpati dalam sangkar setelah ditangkap, setelah diduga menjalankan misi mata-mata dari negara tetangga Pakistan.

Merpati berwarna putih itu ditangkap oleh penduduk setempat di Punjab, India, yang berbatasan dengan Pakistan. Burung itu kemudian dibawa (baca: digelandang) ke kantor polisi yang berjarak 40 kilometer dari ibu kota Amritsar.

Saat ditangkap, Merpati itu mengenakan cincin di kaki, yang tercantum nomor telepon Pakistan dan alamat pada tubuhnya dengan tinta merah.

Ramdas Chahal Jagjit Singh, seorang polisi, mengatakan ia menduga bahwa merpati itu mendarat di tanah India dari Pakistan dengan membawa sebuah pesan, walaupun tidak ada jejak catatan telah ditemukan.

Para pejabat telah mengarahkan bahwa tidak ada seorangpun yang diizinkan untuk mengunjungi merpati itu. Polisi meyakinkan bawha merpati itu mempunyai misi khusus telik sandi.

Burung itu telah diperiksa secara medis dan telah disimpan di sebuah ruangan ber-AC di bawah pengawalan ketat polisi. Pejabat polisi setempat telah meminta untuk memberi laporan tiga kali sehari untuk situasi yang terjadi, seperti dilaporkan Kantor Berita Press Trust India.

Chahal mengatakan merpati Pakistan di daerah perbatasan yang sensitif akan mudah diidentifikasi karena mereka terlihat berbeda dari merpati milik wargag India, papar Koran Indian Express.

NUR HARYANTO

Selasa, 25 Mei 2010

Binatang-2 aneh

Ditemukan, Buaya 'Menyamar' Jadi Kura-kura
Sebelumnya di Canada ditemukan monster bertaring yang dipercaya sebagai pertanda buruk.
Elin Yunita Kristanti

'monster' yang ditemukan di pantai Canada (Daily Telegraph)
VIVAnews - Nelayan asal China, Sun Yongcheng menemukan hewan aneh di Danau Weishan, di Provinsi Anhui, selatan China. Hewan tak biasa itu adalah buaya.


Namun, tak seperti buaya pada umumnya, buaya ini berbentuk seperti kura-kura -- punya tempurung di punggungnya.

Sun mengaku sangat terkejut saat menemukan buaya berukuran panjang 76 centimeter dan lebar 30 centimeter, serta berat 7 kilogram.

"Aku tiba-tiba melihat ada benda hitam tersangkut jaring, terus terang bentuknya menakutkan. Hewan itu berjuang untuk lepas dan menggigit jaring ketika aku menariknya," kata dia, seperti dimuat laman Telegraph.

Sementara, juru bicara Biro Perikanan Jining, hewan yang mirip alien itu bukan hewan asli China.

"Seseorang mungkin membuang hewan peliharaannya ke danau, yang bisa membahayakan ekologi di daerah ini."

Sebelumnya, hewan aneh ditemukan di kota Kitchenuhmaykoosib, di utara Ontario, ibu kota Canada.

Seperti dimuat laman Live Science, Hewan tersebut panjangnya sekitar 1 kaki, dan terlihat tidak biasa -- mukanya yang aneh, berbulu lebat, dan bergigi taring yang panjang.

Ada yang berpendapat hewan aneh itu adalah berang-berang, babi hutan, atau musang.

Ada yang mengatakan hewan itu adalah Monster Montauk -- yang pernah terdampar di pantai Amerika pada 2008 dan 2008. Spekulasi yang lain menyebut hewan itu adalah bayi monster yang tinggal di danau atau el chupacabra itu, binatang vampir Hispanik.

Orang-orang yang percaya mistis mengatakan, hewan itu terkait makhluk misterius yang disebut dalam mitologi Bangsa Indian Amerika Utara, yaitu mahluk buas bernama Omajinaakoos, atau yang berarti 'mahluk jelek'.

Mahluk itu dipercaya sebagai pertanda buruk -- sesuatu yang buruk akan terjadi. (umi)

• VIVAnews

Senin, 17 Mei 2010

Cara memperbanyak benang Laba-laba

Wow! Kambing Hasilkan Benang Laba-laba
DNA penghasil benang dari laba-laba ditanam ke tubuh kambing. Bagaimana benang dihasilkan?
Selasa, 18 Mei 2010,
Elin Yunita Kristanti
Jaring laba-la dari susu kambing (news.com.au)

VIVAnews - Sebuah perternakan di Wyoming, Amerika Serikat mengeluarkan produk baru yang unik, benang laba-laba dari susu kambing.

Kedengarannya aneh, namun pakar biologi molekul, Randy Lewis optimistis dalam dua tahun, benang laba-laba dari susu yang dihasikan kambing bisa mengatasi kelelahan tubuh atau ketegangan otot dan ikatan sendi, bahkan masalah tulang.

Profesor Lewis dan timnya di Universitas Wyoming telah berhasil mengimplantasi atau menanam gen pembuat jaring dari laba-laba jenis golden orb ke dalam tubuh beberapa kambing. Dan saat ini, mereka bisa memproduksi salah satu produk alami paling kuat dalam jumlah yang bisa diaplikasikan.

Teknologi ini memang sebuah terobosan, namun bukan pengetahuan yang sama sekali baru. Jaring laba-laba telah digunakan berabad-abad untuk membungkus luka. Masalahnya, baru kini diketahui bagaimana untuk mendapatkannya dalam jumlah besar.

"Kami membutuhkan cara untuk memproduksi protein jaring laba-laba dalam jumlah besar," kata Profesor Lewis kepada News.com.au, Senin 17 Mei 2010.

"Laba-laba tak bisa diternakkan, maka beternak binatang itu tak jadi pilihan," kata dia.

Apalagi, laba-laba punya kecenderungan untuk saling memakan satu sama lain, memanen benang dari laba-laba tak akan pernah mencukupi kebutuhan manusia.

Para ilmuwan lantas membuat terobosan. Mereka menanam DNA penghasil benang dari laba-laba ke kambing betina.

"Penyambungan ternyata relatif mudah karena ada gen promotor aktif di kelenjar susu kambing," katanya.

Bagaimana cara kambing menghasilkan benang laba-laba?

Menurut Lewis, susu dari kambing khusus -- yang ditanami DNA laba-laba itu dikumpulkan lalu dibawa ke laboratorium. Di sana, protein benang laba-laba akan dipisahkan. Protein ini akan mengeras dan lalu dipintal seperti benang.

Lewis mengatakan, tim mengumpulkan sekitar empat meter benang laba-laba dari tiap empat tetes protein yang mereka kumpulkan.

Benang ini punya kegunaan yang luas dalam hal kesehatan, sebagai pengikat, termasuk penggantian ikatan sendi.

"Jika ini berhasil, terus terang salah satu aplikasi pertama adalah mungkin tali pancing," kata Lewis. Ilmuwan masih perlu waktu dua tahun untuk mengkaji bahan ini sampai bisa dilemparkan ke pasar.

Terkait nasib kambing yang jadi bahan percobaan, Lewis mengatakan tak ada bukti yang mengarah bahwa kambing tersebut mengalami gangguan fisik maupun psikologis.

Ditambahkan Lewis, ilmuwan sedang mengembangkan teknologi yang sama pada ternak jenis, alfalfa. (umi)

Kamis, 06 Mei 2010

Indahnya pewarna alami.

Batik Tulis Berbahan Pewarna Daun Mangga

Liputan6.com, Pasuruan: Sri Cholifah, warga Desa Kalirejo, Kecamatan Bangil, Pasuruan termotivasi mengembangkan dan melestarikan batik sebagai busana peninggalan leluhur. Salah satunya adalah memanfaatkan bahan alami berupa daun mangga dan berbagai jenis kulit pohon untuk proses pewarnaan batik. Harapanya batik yang dihasilkan dengan bahan alami bisa lebih natural.


Batik Tulis Berbahan Pewarna Daun Mangga


Proses pewarnaan dengan memanfaatkan daun-daunan dan kulit pohon sebenarnya adalah cara lama sebelum ditemukan zat pewarna kimia. Warna yang dihasilkan pun bermacam macam bergantung proses pengolahannya. Menurut Sri, belum lama ini, batik dengan pewarnaan alami ternyata diminati pencinta batik. Selain natural, pengunaan pewarna dari bahan alami diyakini berdampak baik bagi kesehatan kulit.

Selain menggunakan bahan alami, Siti mengembangan motif kreatif mulai motif bunga teratai, tetesan belerang, kawung, dan daun jati. Harga yang ditawarkan 100 ribu hingga jutaan rupiah.(IAN)